Tayangan Televisi Indonesia

BAB I

Welcome to the Jungle!
Blue Film Digital
Gelombang Pornografi Awal 90-an
Video Digital
Portable Video Player
500 Video Porno Indonesia!

BAB II

Gelombang Pertama : VCD Porno Made in Indonesia
Pornografi: Tayangan Digital Terkini
VCD Porno produk Lokal
Ciri-ciri Film Porno Gelombang Pertama Indonesia
Mengapa Membuat Film Porno?
'Kebangkitan’ Film Porno Indonesia
Anak Muda dan Film Sex Indonesia
Pertanyaannya adalah: Mengapa Anak Muda Melakukannya?
Anak Muda Kehilangan Arah?
Produk Media, Sastra dan Film
Media Massa dan Pornografi
Model Wanita Sexy dan Media Massa
Tayangan Televisi Indonesia

BAB IV

Investigasi 500 film porno Indonesia!
Proses Penyebaran Film Porno Indonesia

BAB V

Video Porno dalam Handphone!
Format File Video Digital
3G dan Fenomena terkini
Fenomena Mini Video Cabul!
Mengapa Membuat Video Cabul?
Crime dan Voyeurism
Mini Video Cabul: Penyimpangan penggunaan teknologi media komunikasi, masa kini dan masa depan

Bisnis hiburan di dunia televisi di Indonesia mencapai titik pertarungan yang sengit. 10 stasiun televisi swasta nasional dan puluhan stasiun televisi lokal saling bertarung memperebutkan porsi belanja iklan Rp. 10-12 trilyun per tahun. Angka tersebut mengambil 61% dari total nilai iklan. Media massa cetak, radio dan media non tv lainnya, hanya mengambil proporsi 39%. Bisnis media di masa depan akan semakin sengit, dunia internet dan hadirnya fasilitas 3G – HDSPA, diramalkan kelak akan merebut porsi iklan media konvesional. Namun di era 2000-an ini, televisi swasta nasional akan menguasai porsi belanja iklan dan akan membuat media massa lainnya megap-megap. Data yang didapat dari riset tahun 2003 tentang nilai belanja iklan yang diperebutkan antar media adalah sebagai berikut :

Tabel:
ADVERTISING EXPENDITURE BY TYPE OF MEDIA

Rp. Milyar 2003
- Rp. %
TOTAL 17,000.00 100.0
Newspaper 4,403.00 27.2
Magazine 714.00 4.2
Radio 901.00 5.3
Cinema 0.00 0.0
Television 10,387.00 61.1
Others 374.00 2.2
Source : PPPI & Nielsen Media Research

Pertumbuhan Industri TV di Indonesia demikian pesatnya dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, yang menghasilkan sepuluh stasiun TV Swasta. Jumlah tersebut belum termasuk TVRI sebagai stasiun pemerintah. Perubahan TV sekarang berkembang yang tadinya hanya sebagai media control, Mass Interest, Limited Choice, Broadcast/Analog dan Local berubah menjadi Audience Control, Personal Interest, Abundant Choice, Digital dan Global.

Di Indonesia potensi pemirsa TV adalah seluruh penduduk yang mempunyai kemampuan menjadi pemirsa TV. Potensi pemirsa TV tersebut terdiri dari rumah tangga dengan anggotanya, seperti ayah, ibu, anak, pembantu dll. Dari seluruh total potensial pemirsa tv di delapan kota besar di Indonesia berkisar 33.500.000 orang (NIELSEN MEDIA RESEARCH).

Dari sekian banyak tayangan televisi di Indonesia, hingga saat ini belum ada tayangan televisi yang berani secara terang-terangan menampilkan program tayangan pornografi. Obrolan tentang sex dibungkus menjadi dialog-dialog acara kesehatan atau talk show ringan. Bahkan beberapa stasiun televisi membuat tayangan komedi dengan adegan yang menjurus dan berkonotasi ke arah pornografi. Sebut saja tayangan “Komedi Tengah Malam” dan “Komedi Ayam Jago” yang ditayangkan Lativi pada tahun 2006-2007. Kedua tayangan tersebut sarat muatan materi porno, dari sisi dialog dan adegan. Tentu saja akan terjadi polemik yang tidak habis untuk mendefinisikan tayangan pornografi di stasiun televisi. Tidak ada salahnya kita, sebagai masyarakat dan pemirsa televisi, memberikan saran dan kritik terhadap stasiun televisi di negeri ini. Paling tidak, kita waspada, bahwa apa yang kita dengar dan kita lihat dalam sebuah tayangan televisi, dapat memberikan manfaat atau bahaya bagi diri kita, keluarga dan masyarakat.

Unless otherwise stated, the content of this page is licensed under Creative Commons Attribution-Share Alike 2.5 License.