500 Video Porno Indonesia!

BAB I

Welcome to the Jungle!
Blue Film Digital
Gelombang Pornografi Awal 90-an
Video Digital
Portable Video Player
500 Video Porno Indonesia!

BAB II

Gelombang Pertama : VCD Porno Made in Indonesia
Pornografi: Tayangan Digital Terkini
VCD Porno produk Lokal
Ciri-ciri Film Porno Gelombang Pertama Indonesia
Mengapa Membuat Film Porno?
'Kebangkitan’ Film Porno Indonesia
Anak Muda dan Film Sex Indonesia
Pertanyaannya adalah : Mengapa Anak Muda melakukannya?
Anak Muda Kehilangan Arah?
Produk Media, Sastra dan Film
Media Massa dan Pornografi
Model Wanita Sexy dan Media Massa
Tayangan Televisi Indonesia

BAB IV

Investigasi 500 film porno Indonesia!
Proses Penyebaran Film Porno Indonesia

BAB V

Video Porno dalam Handphone!
Format File Video Digital
3G dan Fenomena terkini
Fenomena Mini Video Cabul!
Mengapa Membuat Video Cabul?
Crime dan Voyeurism
Mini Video Cabul: Penyimpangan penggunaan teknologi media komunikasi, masa kini dan masa depan

Pada 2001, ketika film “Bandung Lautan Asmara” dan beberapa film porno buatan lokal mulai tersebar luas, penulis memprediksikan, bahwa akan ada peningkatan 10 kali lipat dalam 10 tahun ke depan. Ternyata ramalan penulis salah, karena hanya dalam kurun waktu 5 tahun, di tahun 2006, ditemukan bukti dan data film porno Indonesia yang dibuat secara amatir telah mencapai 500 buah! Lebih dari 50 kali lipat jumlah film porno pertama yang dibuat rentang 2001-2003, sangat mengejutkan!

Jumlah tersebut semakin bertambah karena ditemukannya bukti, bahwa setiap hari, minimal 2 film porno lokal baru diupload ke internet. Sebagian besar dibuat dengan menggunakan peralatan Handphone kamera dan berisi cuplikan hubungan sex dalam durasi yang singkat (kurang dari 10 menit). Cuplikan video porno tersebut, dikonversi menjadi file-file berukuran kecil, tersebar di peralatan handphone dan pemutar film mini (MP4 Player) yang kini harganya semakin murah. Kini, di tahun 2006-2007, kita dapat dengan mudah menyaksikan sekumpulan anak muda menikmati berbagai jenis film porno di mana saja. Dengan pemutar film portable, mereka menikmati di setiap sisi tempat, dari mall hingga pinggir jalan raya, dari dalam kamar rumah sampai ruang kelas sekolah dan setiap sudut kota, film tersebut dapat dinikmati, tanpa harus takut dan malu lagi!

Yang lebih mengenaskan, 75% pelaku dan pembuat film terbesar video porno amatir ini adalah pelajar dan mahasiswa! Sebagian besar berisikan hubungan seksual sepasang kekasih yang dilakukan dengan ‘sukarela’ dan ‘riang gembira’. Hubungan sex telah dijadikan hal yang tidak serius, membuka rahasia ke ruang publik, atas nama cinta dan keisengan belaka dan akhirnya terperosok dalam jebakan industri pornografi. Korban terbesar adalah remaja putri, mereka banyak tidak sadar telah dijebak dan dieksploitasi. Direkam ketelanjangan tubuhnya atas nama cinta dan kasih sayang, ditipu habis-habisan dengan ancaman ‘putus’ oleh kekasih bengalnya, namun sayangnya, kata cinta kerap dijadikan senjata untuk membutakan logika. Maka dimulailah fenomena penyimpangan dunia hiburan paling dahsyat, dengan korban anak muda terbesar di negeri ini. Penyimpangan atas nama cinta, kasih sayang dan sex yang dibungkus dengan teknologi komunikasi terkini.

Unless otherwise stated, the content of this page is licensed under Creative Commons Attribution-Share Alike 2.5 License.